Minggu, 03 Juni 2012

ANALISA SPERMA

Perjalanan Sperma
Produksi sperma pada pria dimulai sejak usia puber sampai seumur hidupnya. Pria dewasa yang sehat dapat memproduksi ratusan juta sperma setiap harinya. Sperma sendiri di produksi di testis, kemudian sperma akan menuju bagian atas testis yang disebut epididymis, yaitu tempat dimana sperma akan memperoleh nutrisi yang diperlukan & menjadi matang serta siap untuk di keluarkan. Pada saat akan dikeluarkan, sperma akan bergerak melalui vas deferens dari masing-masing testis ke belakang kandung kemih, kemudian bergabung dengan seminal vesicle yang berfungsi mengeluarkan air mani. Campuran cairan ini kemudian dialirkan melalui ejaculatory ducts yang terdapat didalam kelenjar prostat, untuk kemudian dihubungkan dengan saluran urethra yang akan mengeluarkan cairan tersebut pada saat terjadi ejakulasi. Pada saat cairan sperma & air mani berada di ejaculatory ducts, kelenjar prostat juga akan mengeluarkan cairan yang berfungsi untuk menyediakan lingkungan yang menjaga supaya sperma dapat tetap hidup di daerah vagina yang bersifat asam.
Karena proses pembentukan sperma sendiri membutuhkan waktu hingga 2 bulan, maka apabila terdapat penyakit pada saat awal siklus produksi sperma dapat mempengaruhi hasil akhir di sperma dewasa, yang menyebabkan terjadinya masalah kesuburan. Walaupun pada saat pemeriksaan dilakukan tidak terdapat gangguan kesuburan pada seorang pria.
Penyebab Gangguan Kesuburan pada Pria
Penyebab yang umum terjadi pada kasus ketidak-suburan pada pria adalah : gangguan pada proses produksi sperma, gangguan pada pengeluaran sperma dan defisiensi testosterone (hipogonadism).
Gangguan kesuburan dapat terjadi sebagai hasil dari kondisi yang telah ada semenjak lahir (bawaan) atau terbentuk kemudian setelah dewasa (didapat). Penyebab masalah kesuburan tersebut termasuk diantaranya :
1.    kemoterapi
2.    Cacat atau gangguan pada system reproduksi (contoh: cryptorchidism, anarchism)
3.    Penyakit tertentu (cystic fibrosis, anemia, penyakit menular seksual)
4.    Disfungsi pada hormon (terjadi karena adanya kelainan pada hipotalamus-pituitari-gonadal axis)
5.    Terjadi infeksi (contoh: prostatitis, epididymitis, orchitis)
6.    Terjadi cedera (contoh: cedera pada testis)
7.    Penggunaan obat tertentu (contoh: pengobatan pada penyakit darah tinggi, arthritis)
8.     Kelainan metabolic seperti hemochromatosis (mempengaruhi kemampuan tubuh untuk menggunakan & menyimpan zat besi)
9.    Ejakulasi terbalik (suatu kondisi dimana air mani mengalir terbalik menuju kandung kemih pada saat terjadinya ejakulasi)
10.    Penyakit sistemis (contoh: demam tinggi, infeksi, penyakit ginjal)
11.    Kanker testis
12.    Varicocele

Pemeriksaan Sperma
Analisa air mani, biasanya dilakukan oleh dokter spesialis & digunakan untuk memeriksa keseluruhan hasil ejakulasi. Hal ini karena cairan mani dapat mempengaruhi fungsi & pergerakan sperma. Biasanya 3 sample air mani di ambil pada waktu yang berbeda, hal ini untuk menghitung beberapa variable seperti suhu & juga menjaga dari terjadinya kesalahan.
Faktor dari sperma yang dianalisa dari pemeriksaan air mani :
•    Konsentrasi sperma (sperma/milliliter atau cc)
•    Morfologi sperma (pemeriksaan bentuk sperma dimana bentuk yang normal identik dengan sperma yang sehat)
•    Pergerakan sperma (mobilitas, dihitung pergerakannya dengan %)
•    Tes cairan mani (dilihat dari kekentalan & warnanya)
•    Jumlah sperma yang bergerak
•    Volume cairan (jumlah air mani saat ejakulasi)
•   
Hasil Pemeriksaan Sperma yang Normal Menurut WHO
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengeluarkan nilai acuan untuk analisa sperma/air mani yang normal, sebagai berikut :
•    Volume total cairan lebih dari 2 ml
•      Konsentrasi sperma paling sedikit 20 juta sperma/ml
•     Morfologinya paling sedikit 15% berbentuk normal
•    Pergerakan sperma lebih dari 50% bergerak kedepan, atau 25% bergerak secara acak kurang dari 1 jam setelah ejakulasi
•     Adanya sel darah putih kurang dari 1 juta/ml
•     Analisa lebih lanjut (tes reaksi antiglobulin menunjukkan partikel ikutan yang ada kurang dari 10 % dari jumlah sperma)
Pengobatan Gangguan Kesuburan
Setidaknya 75% masalah kesuburan pada pria dapat diobati sehingga memungkinkan terjadinya pembuahan. Ada 3 kategori pengobatan untuk mengatasi gangguan kesuburan pada pria :
1.    Membantu proses reproduksi, termasuk diantaranya metode untuk mengobati disfungsi ereksi, membantu terjadinya ejakulasi, menghasilkan sperma dan inseminasi sel telur.
2.     Terapi dengan obat untuk gangguan kesuburan pada pria, termasuk pengobatan untuk meningkatkan produksi sperma, pengobatan masalah kelainan hormon, penyembuhan terhadapa penyakit infeksi & melawan antibody sperma yang meyebabkan tubuh menolak sperma.
3.     Operasi, dalam hal ini dilakukan untuk memperbaiki kerusakan pada organ reproduksi dan varicocele yang menyebabkan penurunan jumlah sperma yang dihasilkan.

Sumber :  http://medicastore.com/artikel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar