Selasa, 09 April 2013

PX GAGAL GINJAL


PEMERIKSAAN GAGAL GINJAL
1.      PEMERIKSAAN UREUM (metode Berthelot)
Probandus : Wanita / 41 tahun

1)      Tujuan :

Untuk mengetahui apakah fungsi ginjal itu terganggu dan untuk menetapkan beratnya gangguan.
2)      Prinsip :
Urea akan dihidrolisis dengan adanya air dan urease menghasilkan amoniak dan karbondioksida berdasarkan reaksi modifikasi Berthelot ion amonium bereaksi dengan hipoklorida dan asam salisilat akan menghasilkan warna hijau.
3)      Alat dan Bahan :
·         Sampel serum
·         Fotometer 5010
·         Tabung reaksi
·         Mikropipet
·         Parafilm
·         Tip
·         Reagent
4)      Cara Kerja :
a)      Operasional Fotometer
Atur : panjang gelombang : 578 nm
Program : c/st
Faktor : 80
b)      Pengukuran terhadap blanko reagent

RB
STANDART
SAMPEL
SAMPEL
-
-
10 µl
STANDART
-
10 µl
-
REAGENT 1a
1000 µl
1000 µl
1000 µl
Campur, inkubasi selama 5 menit pada suhu 20-25 0C.
REAGENT 2
1000 µl
1000 µl
1000 µl
Campur, inkubasi selama 10 menit pada suhu 20-25 0C.
Ukur absorbansi sampel dan standart terhadap blanko dalam waktu 60 menit.
5)      Harga normal :
ü  Serum : 10-50 mg/dl
ü  Urine : 20-35 mg/24 jam
6)      Hasil : 16 mg/dl
7)      Kesimpulan :
Kadar ureum probandus yang diperiksa normal.

2.      PEMERIKSAAN KREATININ ( metode Jaffe Reaction )
1)      Tujuan:
Untuk mengetahui apakah fungsi ginjal itu terganggu dan menetapkan beratnya gangguan.
2)      Prinsip:
Kreatinin dalam suasana alkali akan membentuk kompleks warna merah orange dengan asam pikrat. Absorbance kompleks warna sebanding dengan konsentrasi kreatinin dalam sampel.
3)      Reaksi:
Kreatinin + asam pikrat           kreatinin – pikrat kompleks (merah orange)
4)      Alat dan bahan:
·         Sampel
·         Mikropipet
·         Tabung reaksi
·         Fotometer 5010
·         Reagent
·         Aquadest
·         Tip
·         Parafilm



5)      Cara kerja:
a.       Deproteinisasi
1.      Pipet 500µl deprot solution (asam trichlor acetat)
2.      Tambahkan 500µl sampel serum
3.      Centrifuge dengan kecepatan 1500-2000 rpm selama 10 menit. Supernatan siap digunakan.
b.      Operasional fotometer
Atur : panjang gelombang : 546 nm
Program : c/st
Faktor : 2,0
c.       Pemeriksaan reagent
SEMIMICRO
BLANKO
STANDART
SAMPEL
STANDART
-
500 µl
-
SAMPEL(supernatan deprot)
-
-
500 µl
REAGEN DEPROT(TCA)
500 µl
-
-
REAGENT : R1+R2
500 µl
500 µl
500 µl
Campur, inkubasi selama 20 menit pada suhu 20-25 0C
Ukur absorbance sampel dan standart terhadap blanko reagent dalam 60 menit.
6)      Harga normal:
ü  Serum:
Laki-laki : 0,6 – 1,1 mg/ dl
Perempuan: 0,5 – 0,9 mg/ dl
ü  Urine: 1000 – 1500 mg/ 24 jam
7)      Hasil : 0,7 mg/ dl
8)      Kesimpulan:
Kadar kreatinin probandus yang diperiksa normal.



3.      PEMERIKSAAN EWIT’Z
1)      Tujuan : untuk mengetahui adanya protein dalam urine secara semi kuantitatif.
2)      Prinsip:protein dalam urine di presipitatkan oleh asam sulfosalisil 20 % tanpa pemanasan dan kekeruhan yang terjadi di nilai secara semikuantitatif.
3)      Alat dan bahan :
·         Urine
·         Tabung reaksi 2 buah
·         Pipet tetes
·         Reagen asam sulfosalisil 20%
4)    Cara kerja :
1.      Masukkan 2 ml urine pada tabung 1 dan tabung 2
2.      Tambahkan 8 tetes reagen asam sulfosalisil 20 % pada tabung kedua, homogenkan.
3.      Baca hasilnya.
Interpretasi hasil :
(-) tidak terjadi kekeruhan(< 0,01%)
(+1)kekeruhan ringan tidak berbutir(0,01-0,05%)
(+2) kekeruhan berbutir (0,05-0,2%)
(+3) kekeruhan berkeping (0,2-0,5%)
(+4) kekeruhan berkeping besar dan bergumpal (>0,5 %)
5)    Harga normal : (-) tidak terjadi kekeruhan
6)    Hasil : (-) tidak terjadi kekeruhan
7)    Kesimpulan : urine yang diperiksa normal







PEMBAHASAN
Dalam tubuh sekitar 25% darah masuk untuk difiltrasi oleh ginjal, fungsi ginjal adalah untuk mempertahan homeostasis (keseimbangan cairan dan elektrolit. Terdiri dari jutaan glomerolus (sebagai filtrasi) yang terdiri atas kapsula bowman. Darah dari arteri afferent membuat liku-liku dan membentuk arteri efferent. Dari kapsula bowman darah yang difiltrasi akan melewati tubulus yang berlekuk-lekuk dan bersambung dengan glomerulus yang lain dan bermuara pada pelvis renis. Dari pelvis renis hasil filtrasi (air, ureum, creatinin, dan amoniak) akan dikeluarkan melewati melewati ureter yang kemudian ditampung di vesika urinaria. Hasil filtrasi ginjal yang dapat digunakan sebagai indikator kerusakan ginjal adalah ureum dan kreatinin.
Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin dalam darah dapat menjadi acuan untuk mengetahui adanya Gagal ginjal akut (GGA) yaitu suatu sindrom klinis yang ditandai dengan penurunan mendadak (dalam beberapa jam sampai beberapa hari) kecepatan penyaringan ginjal, disertai dengan penumpukan sisa metabolisme ginjal (ureum dan kreatinin).
Kreatinin merupakan produk penguraian kreatin. Kreatin disintesis di hati dan terdapat dalam hampir semua otot rangka yang berikatan dengan dalam bentuk kreatin fosfat (creatin phosphate, CP), suatu senyawa penyimpan energi. Dalam sintesis ATP (adenosine triphosphate) dari ADP (adenosine diphosphate), kreatin fosfat diubah menjadi kreatin dengan katalisasi enzim kreatin kinase (creatin kinase, CK). Seiring dengan pemakaian energi, sejumlah kecil diubah secara ireversibel menjadi kreatinin, yang selanjutnya difiltrasi oleh glomerulus dan diekskresikan dalam urin.

Sedangkan ureum berasal dari penguraian protein, terutama berasal dari makanan pada orang sehat yang makanannya banyak mengandung protein. Peningkatan kadar ureum disebut uremia. Penyebabnya dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu : penyebab prarenal, renal dan pascarenal. Uremia renal terjadi akibat gagal ginjal yang menyebabkan gangguan ekskresi urea. Uremia prarenal terjadi karena gagalnya mekanisme yang bekerja sebelum filtrasi dari glomerulus. Uremia pascarenal terjadi akibat obstruksi saluran kemih di bagian bawah ureter.



Hubungan ginjal dan sirkulasi yaitu :
Salah satu hasil metabolisme yang akan dibuang oleh ginjal yaitu ureum dan kreatinin adalah sebagai indikator derajat kesehatan pada ginjal. Dan apabila keduanya meningkat, hal ini menunjukkan fungsi ginjal tidak baik. Jika jika tekanan darah meningkat, maka filtrasi meningkat, sehinga kencing meningkat/ poliuria. Jika tekanan darah menurun, maka filtrasi menurun sehingga kencing sedikit/ poliuria sampai anuria. Syok yang terjadi sebagian besar karena sistem hypovolemik, mengakibatkan tekanan darah menurun. Apabila kondisi ini berlangsung lama, maka mengakibatkan kerusakan ginjal yang disebut gagal ginjal. Jika mendadak disebut Gagal ginjal akut, jika menetap disebut kronik dan disebut gagal ginjal terminal jika ginjal tidak bisa lagi mengukur homeostasis.
Penyebab gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu:
  • Penyebab prerenal, yakni berkurangnya aliran darah ke ginjal. Hal ini dapat disebabkan oleh:
    • hipovolemia (volume darah yang kurang),  misalnya karena perdarahan yang hebat.
    • Dehidrasi karena kehilangan cairan, misalnya karena muntah-muntah, diare, berkeringat banyak dan demam.
    • Dehidrasi karena kurangnya asupan cairan.
    • Obat-obatan, misalnya obat diuretic yang menyebabkan pengeluaran cairan berlebihan berupa urin.
    • Gangguan aliran darah ke ginjal yang disebabkan sumbatan pada pembuluh darah ginjal.
  • Penyebab renal di mana kerusakan terjadi pada ginjal.
    • Sepsis: Sistem imun tubuh berlebihan karena terjadi infeksi sehingga menyebabkan peradangan dan merusak ginjal.
    • Obat-obatan yang toksik terhadap ginjal.
    • Rhabdomyolysis: terjadinya kerusakan otot sehingga menyebabkan serat otot yang rusak menyumbat sistem filtrasi ginjal. Hal ini bisa terjadi karena trauma atau luka bakar yang hebat.
    • Multiple myeloma.
    • Peradangan akut pada glomerulus, penyakit lupus eritematosus sistemikWegener’s granulomatosis, dan Goodpasture syndrome.
  • Penyebab post renal, di mana aliran urin dari ginjal terganggu.
    • Sumbatan saluran kemih (ureter atau kandung kencing) menyebabkan aliran urin berbalik arah ke ginjal. Jika tekanan semakin tinggi maka dapat menyebabkan kerusakan ginjal dan ginjal menjadi tidak berfungsi lagi.
    • Pembesaran prostat atau kanker prostat dapat menghambat uretra (bagian dari saluran kemih) dan menghambat pengosongan kandung kencing.
    • Tumor di perut yang menekan serta menyumbat ureter.
    • Batu ginjal.
Sedangkan penyebab gagal ginjal kronik antara lain:
  • Diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2 yang tidak terkontrol dan menyebabkan nefropati diabetikum.
  • Tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol.
  • Peradangan dan kerusakan pada glomerulus (glomerulonefritis), misalnya karena penyakit lupus atau pasca infeksi.
  • Penyakit ginjal polikistik, kelainan bawaan di mana kedua ginjal memiliki kista multipel.
  • Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka lama atau penggunaan obat yang bersifat toksik terhadap ginjal.
  • Pembuluh darah arteri yang tersumbat dan mengeras (atherosklerosis) menyebabkan aliran darah ke ginjal berkurang, sehingga sel-sel ginjal menjadi rusak (iskemia). 
  • Sumbatan aliran urin karena batu, prostat yang membesar, keganasan prostat.
  • Infeksi HIV, penggunaan heroin, amyloidosis, infeksi ginjal kronis, dan berbagai macam keganasan pada ginjal.
Pemeriksaan penunjang
*      Urin: proteinuria, haematuria, leukosituria.
*      Darah: anemia, trombositopenia, kadar ureum & kreatinin meningkat karena tidak dapat dibuang, asidosis metabolik.


DAFTAR PUSTAKA
·         Suryaatmadja M, Sosro R .1983. Tes Faal Ginjal dan Manfaatnya di Klinik. Cermin Dunia Kedokteran. 33, 39-44.